Theme Preview Rss

INFORMASI

maaf Bloggerku terabaikan...
diriku sering menulis di multiply.
alamat : ellaily.multiply.com

Potret Sosok Itu Menggugahku

Sosok itu sangat tegar
karena ia menanggung banyak hal
kebahagiaan, kesedihan, kebanggaan, dan kekuatan
berkumpul menjadi satu
walau tak pernah ia tunjukkan
namun semua bisa merasakan bagaimana engkau berusaha

sosok itu yang membuatku untuk senantiasa tegar
untuk senantiasa tak mudah untuk berputus asa
walau dalam keterdiamanmu
walau dalam ketenanganmu
walau dalam kemarahanmu
atau dalam nada suara tinggimu
walau dalam keadaan santaimu
engkau tetap memikirkan kami.

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia

mengingat bait-bait lagu itu
terenyuh hati ini menyaksikan
raga yang tegar itu perlahan mulai melemah
ia rela memberikan apa yang diinginkan olehmu
walau dengan permintaan itu ia harus pontang-panting
kesana kemari untuk sekedar melihat senyum ceriamu
AYAH...
sosok itu...
berbeda dengan sosok ibu
yang dengan mudah memberikan perhatian pada anak-anaknya
sosok itu bukanlah orang yang dengan mudah mengeluarkan air mata
terkecuali air mata itu akan turun ketika hal itu membuatnya
merasa sangat tidak kuat dan bangga melihat anak-anaknya

Dalam kelelahan yang begitu mendalam
kau tak ingin anakmu merasakan beban yang kau derita
kau biarkan anak-anakmu ternsenyum ceria
mengisi masa kanak-kanaknya tanpa gangguan
aku ingin katakan padamu
jangan lupakan tuhan walau kau sibuk dengan pekerjaanmu
jangan engkau lupakan waktu yang utuh untuk keluargamu
bukan hanya sekedar waktu sisa

bagiku yang seorang anak perempuan
tentunya sangat memerlukan seorang ayah untuk masa depanku
walaupun nantinya kau akan melepaskanku
walau dengan sedih dan lirih kau berat untuk melepasnya
namun tanggunganmu harus berpindah

ayah..
dengan rambut yang telah memutuh
raga yang semakin lelah
dan pikiran yang semakin terkuras
engkau tetap menggugahku dengan semua pengorbananmu.
sangat langka untuk mendapatkan nasihatmu
namun sekalinya engkau berbicara
maka berubahlah dunia anakmu
tak ada kata yang bisa menggambarkan ketegaranmu
semog aengkau tegar ayah
walau semua tak pernah mengerti arti perjuanganmu

Tanda Ingatanku (part II)



Sebuah episode ketika diri ini merasakan kehilangan untuk yang kedua kalinya sebuah kisah masa lalu hadir di benakku saat kulihat surau itu menyibak lembaran masa yang indah bersama sahabatku merasakan bahagia dalam diin-Mu merubah arahan langkah di hidupku setiap sudut surau itu menyimpan kisah kadang kurindu cerita kenangan bersama mencari cahayamu Pagi buta saat semua mata masih enggan untuk terbuka saat raga masih enggan untuk beraktivitas namun kau langkahkan kaki untuk mulai harimu bukan satu atau dua kali namun terkadang seringkali tuk bicarakan arahan langkah kita agar harmoni kehidupan itu senantiasa berada di jalan-Nya episode saat semuanya sibuk dalam sebuah masa perkenalan kampus timbul duga dan prasangka tanpa berusaha untuk memahami yang sebenarnya saat bersama bukan dengan orang yang sama saat membuat rencana berbeda dengan rencana yang biasanya sebuah rasa kehilangan muncul kala itu walaupun kita menyadari bahwa inilah episode yang harus dijalani waktu itu saat malam menjadi saat yang tepat untuk beristirahat dari segala macam tekanan yang berkelebat saat semua tak tertahankan menangislah sekiranya aku bisa kupinjamkan bahu ini agar kau merasa lega namun kejadian terus berulang tunai keperluan langsung pergi tanpa pernah menanyakan kabar diri walau sekedar hanya basa-basi semuanya pergi tergesa padahal ada yang rindu di hati ini namun semuanya berbalik menjadi ada yang sakit di hati ini. semoga episode itu menjadikan ikatan persaudaaraan ini semakin manis untuk dikenang sebagai bahan pembelajaran Kini episode itu akan tergantikan dengan hal-hal baru dengan amanah yang akan dijalankan. selamat menjalani hari-hari barumu saudara-saudaraku Sidang Umum BEM TPB 45 dilalui dengan sensasi yang biasa dalam diriku karena aku yakin aku masih bisa bertemu dengan kalian saat seseorang berbicara mengenai sebuah ketidakpercayaan ada rasa geram dalam dada yang membuncah dengan sebuah tekad yang kuat "akan kami buktikan itu" saat embun menenteskan kesegarannya pagi itu saat itulah aku menyadari bahwa langkah ini tak boleh berhenti begitupun dengan kalian aku rindu dengan pekikan takbir yang menggema, yang selama ini tergantikan oleh jargon-jargon yang biasa diucapkan. akan banyak sekali duri-duri yang menghalangi perpisahan bukanlah kata yang tepat untuk mengakhiri kebersamaan kita namun salam perjuangan untuk meneruskan kebersamaan walau terpisah oleh ruang dan waktu tidak akan mengakhiri segalanya. teman-temanku kita hanyalah manusia biasa, kita juga bukan malaikat yang tak pernah melakukan kesalahan maafkan diri ini jika terlalu egois ataupun apatis bahkan terkadang seringkali tak menggubris ketika kau nasihati hanya karena kekerasan hati ini. akan merindukan masa-masa itu. Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu berhimpun dalam naungan cintaMu bertemu dalam ketaatan bersatu dalam perjuangan menegakkan syariat dalam kehidupan Ya Rabbi bimbinglah kami do'a cinta untuk kalian sahabat-sahabatku teruskan perjuangan temukan langkah-langkah terbaik kalian.

"Mentari bersinarlah"

Setelah membacaa blog seorang teman.
sungguh gak nyangka banget kalo si jenius itu orangnya tertutup banget, kena tekanan sedikit langsung terpelanting.
pola pikirnya yang tak bisaa diteebak
entah kejenuhan atau apa...sma dia aktif di organisasi yang berbau 'politik" MPK-red
kini di kampus dia lebihhh dengan seni.
tipikal orang yang loyal dengan sesuatu
kerja keras dan pemikir
semuaa hal adaaa hikmahnya.

sang jenius STK IPB 45 "Andra"
thanks walo kita gak kenal dekat

Tanda Ingatanku (part I)

Perlahan
Semuanya tergambar jelas dalam memori otakku
Sketsa perjalanan itu memberikan jejak baru dalam sejarah hidupku
Semuanya memberikanku banyak arti dan pembelajaran
Bagaimana kita bersikap
Bagaimana kita menyikapi
Bagaimana kita berbicara
Bagaimana kita bergerak
Bagaimana kita menggerakkan
Bagaimana kita merasakan

“Disini kita pernah bertemu, mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu membawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria…
Sepenggal syair di atas mengingatkanku akan pertemuan kita kala itu
Sesosok manusia ini mulai menyadari
Bagaimana membangun kekuatan bersama mereka walau diri ini
Hanya menyumbangkan kelemahan diri.
Tetapi…dibalik itu semua kalian mengajariku banyak hal.
Ketika aku diam seribu bahasa, dan ku hanya menjawab seadanya
Kau faham ada sesuatu hal yang terjadi pada diriku.
Terima kasih atas penyadaran kalian waktu itu.dan jangan sampai terulang.

Berbicara tentang kerjasama, adakalanya aku ingin kuat seperti salah satu diantara kalian
Adakalanya aku ingin sama dengan salah satu diantara kalian
Namun apa daya diri ini, tidak bisa sama dengan kalian
Namun inilah jawaban-jawaban atas setiap pertanyaan
Yang menghantui pikiranku.
Teringat sebuah konsep bangunan yang kokoh
Mengapa ia kokoh???
Karena ia tersusun dari bahan-bahan yang berbeda
Ada pasir yang begitu mudahnya tercampur
Ada batu yang begitu keras dan kuat
Ada kayu-kayu sebagai penyangga
Ada kaca yang begitu indah, namun dengan hantaman yang sedikit keras
Ia hancur berkeping-keping
Ada banyak hal-hal kecil untuk mewujudkan sebuah bangunan yang kokoh itu
Maka inilah kita yang diciptakan berbeda namun mengapa kita disatukan???
Karena kita akan membangun sebuah peradaban
Karena semua itu perlu kompetensi yang berbeda dari para pelakunya
So…masihkah kita ingin bergerak sendirian. TIDAK!!!

“Sedih bila ku ingat pertengkaran kecil itu, membuat jarak antara kita
Resah tiada menentu, hilang canda tawamu, maaf aku buat begini, maaf aku begini…
Mungkin semua ini karena ego kita masing-masing”
Diantara kita memiliki kenangan tersendiri dengan salah satu diantara kita
Ketika aku pernah menghabiskan hari-hari dengan si A aku belajar sesuatu darinya
Ketika aku bersuka ria dengan si B aku pun bisa mengenal siapa sebenarnya dirinya
Pun ketika aku berduka lara dengan C aku bisa mengerti bagaimana memahaminya
Tentu tatkala aku berselisih faham dengan D ku belajar arti sebuah kesabaran dan kelapangan hati
Semuanya punya kenangan tersendiri, egois sekali jika semuanya ingin dianggap
Paling baik, paling pengertian, paling sabar, paling ceria, paling dekat dengan semuanya….
Lupakan semua hal itu…karena semuanya sudah bisa mengerti dan memahami bagaimana ia harus bersikap
Ketika ia berhadapan dengan saudara-saudaranya
Tidak ada kata “saya yang paling lelah, saya yang paling menderita, saya yang paling bahagia
Atau bahkan saya yang paling berjasa.” Untuk apa semua hal itu…???tak ada gunanya.
Karena kegembiraan dan kesedihan itu milik kita, atau mungkin hanya untuk merekam yang bisa merasakan???


Sepotong episode itu menyisakan kerinduan yang tak bisa dilupakan
Untuk kita yang pernah dipersatukan membagun kebaikan
Untukmu yang tak pernah lelah berjuang
Untukmu yang tak pernah menghiraukan kata lelah
Untukmu yang tak pernah hanyut dalam kesedihan
Untukmu yang senantiasa tegar ketika terlempar
Untukmu yang senantiasa tersenyum penuh ceria
Untukmu yang senantiasa bersabar atas setiap sikap yang kau terima
Untuk kalian aku hanya bisa berucap “Uhibbukum fillah…”

Kerinduan ini mungkin tak berarti
Karena ku bukan orang yang pandai berekspresi
Apalagi pandai berbicara bagaikan bernyanyi
Yang membuat semua tersihir
dengan setiap bait kata-katanya
Kebaikan ini mungkin tak berarti
Namun kebersamaan ini memberikanku banyak arti
Untuk semua kesalahan yang pernah menggoreskan luka di hati
Untuk salah faham yang pernah menghampiri
Ku mohon kelapangan hati

Terima kasih karena sudi menjadi tempat sampah
Semua keluh kesahku
Terima kasih atas pengertian dan kesabaran menghadapi diri ini
Dan yang paling aku syukuri
Terima kasihku pada ALLAH karena telah mempertemukanku
Dengan mereka, orang-orang luar biasa
Aku banyak belajar dari sahabat-sahabatku disini

to be continue…..

"MEnGgaLi MAkna"

"IBU n Bapak SAYA DISINI TUK UKIR PRESTASI"
saat ku berjalan santai...tiba-tiba kulihat sebuah papan yang ditancapkan di tanah. dengan indahnya menyambut mahasiswa baru IPB tulisannya itu
"IBU n Bapak SAYA DISINI TUK UKIR PRESTASI"
terenyuh hati ini teringat kedua orang tuaku, teringat semua hal yang telah aku lakukan dibumi kampus tercinta selama satu tahun ini.
apakah yang bisa kau persembahkan untuk kebahagiaan orang tuaku.
berprestasi ???
apa yang bisa aku jadikan prestasi
Berkarya???
apa yang bisa aku jadikan karya
tetapi itu semua menyadarkanku bahwa semuanya butuh pengorbanan, butuh sebuah tahapan untuk mendapatkan yang terbaik.
ibu sosokmu memang bukanlah orang yang harus ditakuti namun ditaati
sosokmu bukanah orang yang lemah
tetapi engkau sangat kuat untuk melindungiku dalam dekapanmu.
ayahku...engkau bukanlah orang yang super sibuk
tapi aku yakin ini semua demi kebaikan bersama
sosokmu yang tetap tegar walau dalam kesendirian
jauh dari keluarga, jauh dari tawa riuh rendah istri dan anak-anaknya
setiap malam kau habiskan waktu kesendirianmu untuk istirahat total agar stamina pulih untuk bekerja esok hari.
kakakku....
semoga engkau bahagia dengan kehdupanmu yang baru
engkau banyak mengajrkanku arti sebuh kehidupan seorang pemuda yang penuh karya
adikku..
semoga aku bisa membantu semua kesulitanmu
semoga aku tak melupakanmu ditengah kesibukanku.
Ukir Prestasi adalah tujuan ku
sahabat-sahabat terdekatku yang lewat pertemuan kita yang telah direncanakan
dan kini sibuk dengan amanhnya masing-masing
tapi semoga bisa menjadi penambah kerinduan ketika berjumpa dalam sebuah kumpulan yang hangat,
terima kasih atas semua teguran-teguran pahit yang selama ini kalian berikan
dan kini aku merasakan manisnya teguran itu.

"Get Spirit, Breaking the Limit and Be the Leader"

"Darinya Aku Belajar "


Darinya aku belajar bagaimana berbuat yang terbaik

Darinya aku belajar arti sebuah keceriaan

Darinya aku belajar bagaimana menyelesaikan sebuah masalah

Dan aku belajar bagaimana memiliki kemauan kuat

Dan aku belajar memahami arti sebuah perjuangan

Aku belajar bagaimana tegar dalam perjuangan

Aku belajar banyak hal tentang kekompakan

Aku belajar banyak hal tentang inisiatif

Aku belajar bagaimana caranya memimpin

Dan akhirnya……

Aku belajar banyak hal darinya

Bukan hanya teori belaka

Aku tahu masih jauh untuk bisa sama dengannya

Aku belajar bagaimana menempatkan diri dalam sebuah kebersamaan

Menanam semangat, menanam keinginan dan menanam komitmen

Bagamanapun semua itu menyadarkanku

Terima kasihku pada Allah SWT yang telah mempertemukan aku dengannya

Bukan hanya sebatas pertemuan namun inilah cara Allah menyadarkanku.